Nova Kurniawati (NIM: 13050110130027)

Wednesday, May 30, 2012
Fuehlen
„Ich fühle Dich“
Sejak hari itu, sudah tidak bias lagi, duduk dalam satu meja, menikmati makan bersama. Duduk bersama dalam keheningan, membaca buku masing-masing, menghabiskan waktu bersama-sama. Benar, bersama-sama. Sekarang sudah tidak bisa lagi. Kursi-kursi itu masih disana, sama seperti saat kau masih disini. Tapi dirimu sudah tak disini lagi. Aku harus bagaimana? Kehidupan terus berjalan, tapi tanpamu aku bagai kehilangan salah satu kakiku. Aku hanya terus terseret arus tanpa bisa melawan.
Kehidupanku yang sepi pun terus berlanjut tanpa bisa kuakhiri. Aku hanya terus hidup dalam kesepian ini. Menangis ketika mengingatmu, hingga tertidur dalam kelelahan. Aku sudah sangat lelah. Apa aku suka terus larut dalam kesedihan? Tanpa sadar apa aku menikamati kesedihan ini?
“Zusammen”
Disini, di kursi danmeja ini, saat sedang duduk sendirian untuk makan, aku membayangkan saat kita sedang makan bersama. Membayangkan saat kita memasak bersama didapur, saat mencuci piring kotor bersama, saat berkebun bersama di halaman rumah, saat mencuci baju bersama, saat mengepel lantai bersama. Semuanya, saat kita sedang bersama-sama, aku sangat senang. Aku tak pernah menyesal beberapa tahun menjalani hidup bersamamu. Walau semua sudah berakhir, tapi setidaknya dulu sangat menyenangkan.
“Look Like”
Aku selalu berpikir bahwa kita sangat mirip, golongan darah A dan sifat kita. Mungkin tanpa sadar, sifatku terpengaruh menjadi sepertimu karena sudah menjalani bertahun-tahun hidup bersamamu. Aku selalu berpikir dirimuadalah orang yang sangat kuat, tapi mungkin juga sebenarnya tak sekuat yang kukira, karena kita sangat mirip. Aku selalu merasa dirimu sangat hebat. Di dalam hatiku, berharap untuk tetap hidup dimasa itu, karena ada dirimu. Terus terbayang kenangan kita disini. Dirumah kita yang penuh kenangan ini.
„Ich Liebe Dich“
Aku tak pernah menyesal karena jatuh cinta padamu dan karena mencintaimu. Dirimu telah mewarnai hari-hariku saat itu. Hal yang tak pernah kuragukan adalah perasaan cintamu yang sangat jujur padaku. Ketulusanmu membuatku tak bisa mempercayai orang lain seperti aku mempercayaimu. Ketulusanmu telah sampai padaku tanpa terkikis sedikitpun. Terima kasih atas segala hal yang telah kau berikan padaku dengan penuh ketulusan dan cinta. Viele Danke.
„Empty“
Perasaan kehilangan yang tak tergantikan, kesepian yang tak terelakkan, perasaan hampa yang begitu kosong. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya. Dimana temapt yang harus kutuju? Tanpamu aku kehilangan arah, cahaya yang telah redup bersama kepergianmu. Aku merasa kacau. Hal yang kulakukan terasa kacau. Bagaimana aku harus menjalani kehidupanku tanpa dirimu?
„Das Paar“
Saat pulang kerumah tak ada lagi dirimu yang menunggu kedatanganku, setelah itu pun tak ada lagi dirimu yang bisa kutunngu. Aku merasa sangat kesepian. Walau sesekali pergibersama teman tapi semuanya harus pulang, seseorang menunggu mereka dirumah. Bukankah seharusnya semua hal didunia ini punya pasangannya? Bulan dan matahari/bintang, awan dan petir, hujan dan angin/badai. Lalu bagaimana jadinya kalau pasangannya sudah tidak ada lagi?
„Ich Vermisse Dich“
Kau tahu kan aku sangat benci makan sendirian? Sejak dulun aku selalu lupa makan, dan kaulah yang selalu mengajakku makan bersama. Aku ingi jalan-jaln bersamamu, melewati hari-hari dalam kehidupan ini bersamamu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment